Bagaimana mengidentifikasi depresi
Depresi adalah penyakit yang memengaruhi suasana hati, menyebabkan kesedihan yang dalam dan persisten, dan secara negatif memengaruhi cara orang merasakan, berpikir, dan bertindak..
Ini menyebabkan gejala psikologis dan fisik, yang tidak selalu mudah dikenali. Dengan demikian, untuk mengidentifikasi seseorang dengan depresi, sesuai dengan pedoman Manual Diagnostik Gangguan Mental (DSM V), perlu untuk mengamati tanda dan gejala berikut:
- Suasana hati yang depresi, dan / atau
- Kehilangan minat atau kesenangan untuk kegiatan sehari-hari, yang gigih dan muncul pada semua atau hampir setiap hari.
Selain itu, orang tersebut harus memiliki setidaknya 3 atau 4 gejala lain yang mungkin, seperti:
- Menandai penurunan atau penambahan berat badan tanpa diet;
- Nafsu makan meningkat atau menurun;
- Insomnia atau tidur berlebihan;
- Bergetar atau melambat;
- Kelelahan dan kehilangan energi;
- Merasa tidak berguna atau rasa bersalah yang berlebihan atau tidak memadai;
- Keragu-raguan atau berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi;
- Pikiran berulang tentang kematian, kesediaan untuk mati, serta upaya atau perencanaan bunuh diri.
Pada depresi, gejala-gejala ini harus hadir dalam 2 minggu terakhir, dan tidak boleh dibenarkan oleh penyebab lain, seperti sindrom kejiwaan lainnya, seperti skizofrenia atau gangguan bipolar, misalnya, atau karena penyakit fisik. Untuk lebih mengenali tanda-tanda orang yang depresi periksa gejala-gejala depresi.
Jadi, jika penyakit ini dicurigai, cara terbaik untuk memastikannya adalah berkonsultasi dengan dokter umum atau psikiater, sehingga evaluasi menyeluruh dapat dilakukan yang dapat mengkonfirmasi depresi dan memandu pengobatan yang tepat, yang meliputi penggunaan antidepresan. dan mengadakan sesi psikoterapi.
Bagaimana mengenali depresi pada berbagai tahap kehidupan
1. Depresi di masa kecil
Depresi pada anak-anak bisa lebih sulit untuk dikenali, karena mereka tidak selalu dapat menunjukkan perasaan mereka dengan jelas. Beberapa tanda yang disajikan antara lain kurangnya keinginan untuk bermain, mengompol, sering mengeluh kelelahan, agresi atau kesulitan belajar, misalnya.
Jika ada gejala kesedihan atau perubahan perilaku pada anak, penting bahwa ada evaluasi oleh dokter anak, psikolog atau psikiater anak, yang akan dapat lebih spesifik menilai kondisi klinis, dan mengkonfirmasi apakah memang ada depresi atau jenis perubahan lain, seperti kecemasan atau hiperaktif, misalnya. Periksa pedoman dokter anak untuk mengidentifikasi gejala dan apa yang harus dilakukan jika diduga ada depresi masa kecil.
2. Depresi pada masa remaja
Perubahan perilaku dan suasana hati sering terjadi pada masa remaja, karena merupakan fase perubahan hormon yang penting, selain menjadi periode di mana tuntutan dan keraguan yang lebih besar mulai muncul. Namun, penting untuk mengetahui bagaimana mengenali tanda-tanda yang mungkin mengindikasikan depresi, karena situasi ini dapat memiliki konsekuensi serius bagi kehidupan remaja, seperti penyalahgunaan narkoba dan alkohol dan bahkan bunuh diri..
Beberapa tanda yang menunjukkan depresi pada tahap ini bisa berupa kesedihan, lekas marah yang terus-menerus, kegagalan ingatan, kurangnya harga diri, dan perasaan tidak berharga. Namun, evaluasi medis sangat penting untuk mengkonfirmasi penyebab gejala-gejala ini. Pahami lebih baik tentang gejala depresi remaja dan apa yang harus dilakukan jika Anda curiga.
3. Depresi pada kehamilan atau postpartum
Depresi pada kehamilan atau dalam periode postpartum dapat timbul pada orang yang memiliki kecenderungan terhadap penyakit ini, karena itu adalah periode banyak tuntutan, keraguan dan ketidakpastian..
Penting juga untuk diingat bahwa perubahan suasana hati pada periode ini adalah normal, yang diakibatkan oleh perubahan kadar hormon yang dimiliki wanita. Namun, jika suasana hati depresi terus-menerus dan berlangsung selama lebih dari 2 minggu, wanita tersebut harus berbicara dengan dokter kandungan, psikolog atau psikiater untuk menilai situasi dan melihat apakah ia mungkin mengalami depresi..
Memahami lebih banyak tentang apa yang menyebabkan, bagaimana mengidentifikasi dan konsekuensi dari depresi kehamilan dan depresi pascapersalinan, dengan bimbingan dokter kandungan.
4. Depresi pada orang tua
Depresi pada orang tua juga dapat menunjukkan tanda-tanda yang lebih sulit untuk dikenali, karena banyak orang mungkin mendapati bahwa sikap apatis atau keengganan untuk melakukan aktivitas adalah "umum untuk usia", yang tidak benar.
Setiap kali orang tua mengalami perubahan dalam perilaku atau suasana hati, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli geriatri, psikiater atau ahli saraf, karena mereka tidak hanya dapat mengindikasikan depresi, tetapi juga dapat menjadi tanda penyakit berbahaya lainnya, seperti demensia, hipotiroidisme, atau Parkinson. misalnya.
Selain itu, depresi harus ditangani segera setelah diidentifikasi, karena dapat memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan lansia, seperti kehilangan otonomi untuk melakukan kegiatan, perubahan ingatan, isolasi sosial, selain mendukung memburuknya penyakit. Untuk mengobati depresi pada lansia, dokter dapat merekomendasikan penggunaan obat antidepresan, seperti Citalopram, Sertraline atau Nortriptyline, misalnya, serta psikoterapi.
Keluarga juga memainkan peran mendasar dalam membantu merangsang kesejahteraan lansia, menemani mereka, mengusulkan kegiatan interaksi sosial dan mendorong aktivitas fisik, faktor penting untuk mencegah dan mengobati depresi. Simak apa saja manfaat berlatih aktivitas fisik di usia tua.