Beranda » Peristiwa Saat Ini » Vaksin yang bisa menyembuhkan Alzheimer sedang dalam tahap uji coba

    Vaksin yang bisa menyembuhkan Alzheimer sedang dalam tahap uji coba

    Setelah lebih dari 20 tahun penelitian, sebuah vaksin baru yang menjanjikan untuk melawan gejala Alzheimer sedang diuji pada manusia oleh para peneliti dari Bersatu Euroscience, telah menunjukkan hasil yang sangat positif dan menjanjikan, dengan tingkat respons hampir 100%. Agar tersedia di pasar, diperlukan lebih banyak tes pada manusia untuk memastikan keamanan vaksin.

    Alzheimer adalah penyakit yang ditandai dengan degenerasi progresif neuron otak dan penurunan fungsi kognitifnya, seperti memori, perhatian, bahasa, orientasi, persepsi, penalaran dan pemikiran, yang dapat membahayakan kualitas hidup seseorang..

    Vaksin baru yang sedang dipelajari, dapat mencegah degenerasi neuron dan mencegah evolusi penyakit. Pelajari cara mengidentifikasi tanda dan gejala Alzheimer.

    Bagaimana vaksin akan bekerja?

    Penyebab spesifik Alzheimer belum diketahui, tetapi diyakini bahwa penyakit ini disebabkan oleh akumulasi pernis yang terdiri dari dua protein, yang disebut protein Beta-amiloid dan protein Tau, yang menyebabkan peradangan, disorganisasi, dan penghancuran sel-sel neuron, terutama di daerah otak yang disebut hippocampus dan korteks, yang menyebabkan hilangnya memori dan menyebabkan kerusakan kognitif.

    Vaksin yang sekarang sedang dipelajari, memiliki dalam komposisi peptida yang disebut UB-311, yang terdiri dari rantai asam amino dari protein beta-amiloid. Peptida ini dibuat untuk memicu respons antibodi dalam tubuh, yang mengenali, menghubungkan dan menghilangkan protein beta-amiloid, yang bertanggung jawab untuk penghancuran sel-sel saraf, mencegah perkembangan penyakit..

    Kapan akan tersedia?

    Sebelum membuat vaksin tersedia di pasar, perlu dilakukan lebih banyak uji klinis pada manusia, untuk menguji keamanan dan untuk memverifikasi kemungkinan efek samping yang terkait dengan perawatan. Uji klinis fase 2 sekarang sedang dilakukan pada manusia yang akan menerima beberapa dosis vaksin, dan akan dievaluasi selama sekitar 2 tahun, untuk menentukan efek dari perawatan jangka panjang. Hasil penelitian ini diperkirakan selesai pada bulan Maret 2021.