Ikan zebra dapat membantu menciptakan obat baru
Sekelompok ilmuwan yang terkait dengan Laboratorium Nanoteknologi Nasional, yang berlokasi di Campinas di negara bagian São Paulo, melakukan penelitian di mana ikan kecil dari spesies itu digunakan untuk pertama kalinya Danio rerio, dikenal sebagai paulistinha atau ikan zebra, untuk menguji jenis nanopartikel, yang dapat diterapkan dalam diagnosis dan pengobatan penyakit, seperti kanker, misalnya.
Para ilmuwan dalam studi ini memperkenalkan partikel nano ke dalam air tempat ikan zebra hidup dan kemudian menganalisis hasilnya, melihat bagaimana zat itu mempengaruhi fungsi tubuh ikan. Kemudian, diamati bahwa partikel nano ini tidak beracun, karena mereka dapat berinteraksi dalam tubuh ikan tanpa menyebabkan kerusakan, ini berarti bahwa zat ini kompatibel dengan organisme hidup dan bahwa di masa depan dapat diterapkan pada manusia.
Bagaimana penelitian dilakukan
Para ilmuwan yang bertanggung jawab untuk penelitian ini menempatkan sejenis nanopartikel, yang terbuat dari besi oksida dan unsur kimia lainnya, di dalam air tempat spesies ikan, yang dikenal sebagai ikan zebra, hidup, dengan karakteristik genetik yang sangat mirip dengan yang ditemukan pada manusia. Spesies ikan ini memiliki membran transparan dan memiliki siklus reproduksi pendek, yang memfasilitasi analisis efek nanopartikel magnetik dan photoluminescent, yaitu, yang memancarkan radiasi cahaya, pada organisme hewan-hewan ini..
Untuk menganalisis apakah nanopartikel beracun bagi ikan, para ilmuwan mengeksplorasi biodistribusi zat ini, menggunakan gambar jenis sinar-X yang sangat spesifik yang dilakukan di National Synchrotron Light Laboratory dan melalui pemetaan kimia nanopartikel yang mereka temukan bahwa tidak ada kerusakan pada ikan zebra. . Dengan cara ini, partikel nano tidak menyebabkan malformasi, pembengkakan atau masalah yang terbukti efektif dalam organisme ikan ini, sama seperti itu mungkin efisien dalam organisme manusia.
Apa yang ditemukan dalam penelitian ini
Selain menunjukkan bahwa partikel nano tidak beracun, hasil penelitian mengungkapkan bahwa penyerapan partikel nano terjadi terutama melalui paparan oral, dan bukan melalui kulit, yang mungkin menjadi jalur yang menjanjikan untuk aplikasi nanopartikel di masa depan untuk pemberian oral pada manusia. manusia, khususnya, partikel nano dengan sifat optik dan magnetik, mampu digunakan dalam diagnosis, skrining, penandaan, dan pengobatan kanker.
Selain itu, zat-zat ini juga dapat digunakan untuk berbagai situasi, seperti memperbaiki lingkungan, membantu memisahkan polutan yang ada di udara, mengurangi jumlah kasus penyakit pernapasan dan beberapa jenis kanker..
Apa langkah selanjutnya
Para ilmuwan yang melakukan penelitian ini berharap bahwa penelitian selanjutnya akan memiliki hasil yang lebih maju, karena mereka berencana untuk menggunakan instrumen yang lebih modern untuk menganalisis efek nanopartikel pada ikan, melalui penggunaan Sirius, sebuah laboratorium yang menangkap cahaya spesifik nanopartikel. Dengan laboratorium baru ini, harapannya adalah bahwa percobaan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, dengan kualitas dan kuantitas respons yang lebih besar.